Ngetrip ke Desa Batu Sanggan, Daerah Terpencil Tanpa Sinyal di Kampar Kiri Hulu, Riau

Foto Indahnya Desa Batu Sanggan Dari Rumah Pohon Berkabut di Pagi Hari

Keindahan dan tenangnya Kenegerian atau desa Batu Songgan, sangat cocok buat kamu yang pengen piknik sekaligus mencari ketenangan dan mungkin mencari inspirasi untuk karya-karya terbaik kamu. Gimana enggak, lokasi desa ini cukup terpencil, di tepian sungai besar berarus deras bernama Sungai Subayang, serta diapit bukit-bukit barisan di kawasan hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling. Sehingga menghasilkan suasana yang begitu hening. Hanya ada suara-suara binatang hutan, dan sesekali deru mesin perahu sampan. Jauh dari hiruk pikuk keramaian dan desas desus bisik-bisik perghibahan. Hasek!

Udah gitu di sana juga nggak ada sinyal sama sekali. Baik sinyal sekedar buat SMS, apalagi jaringan buat internetan main Tik Tok ataupun nge-game online. Nggak bakalan konek, Wak. Listrik juga cuma menyala di malam hari saja. Pokoknya benar-benar mantap! Kamu bisa fokus dan larut menikmati sunyi nan indah desa Batu Sanggan, tanpa terganggu panggilan masuk maupun notifikasi sosial media.

Secara geografis, Desa Batu Sanggan terletak di Kekhalifahan Batu Songgan, kecamatan Kampar Kiri Hulu, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Untuk mencapai desa ini, kamu musti naik perahu motor melawan arus Sungai Subayang dalam tempo kurang lebih satu jam.

Start dari pelabuhan di desa Gema, yang merupakan desa terakhir yang bisa ditempuh kendaraan darat, untuk selanjutnya harus naik sampan bermesin atau Pighau kalau bahasa daerah setempat menamainya. Harus! Soalnya cuma itu satu-satunya sarana transportasi yang mendukung di sana. Mau naik pesawat terbang jelas belum ada bandaranya. Naik jet apalagi. Dan sungai Subayang itu juga merupakan jalur transportasi semata wayang masyarakat di sana. Karena hingga aku menulis artikel ini, baik jalan darat maupun jalur udaranya memang belum tersedia.

Di desa Batu Sanggan ini, ada sebuah destinasi unik bernama Batu Bolah. Berupa sebuah batu besar di pinggir sungai Subayang, yang terbelah rapi menjadi beberapa bagian. Belahannya tuh bener-bener rapi banget kayak daging diiris. Arti Batu Bolah sendiri memang batu yang terbelah. Bolah merupakan bahasa Melayu wilayah Kampar, yang artinya belah. Nah, keunikan batu tersebut lah, yang membuat jiwa travelingku merasa terpanggil untuk mengunjungi desa Batu Sanggan.

Foto uniknya Batu Bolah kenegerian Desa Batu Songgan Kampar Kiri Hulu

Dua hari satu malam aku berada di desa Batu Sanggan. Menikmati hal-hal menarik dan panorama indah yang ada di desa pedalaman tersebut. Selama di sana aku menginap di camp Kelompok Kerja (Pokja) Batu Belah. Dan asal kalian tau aja, bukan hanya Batu Bolah keindahan ekowisata yang bisa disaksikan di sana. Ada rumah pohon di puncak bukit, yang mana dari sana turis bisa menyaksikan sunrise atau terbitnya sang mentari, melihat lalu lintas pagi Pighau di Sungai Subayang, mendengar merdunya kicauan burung-burung rimba, dan juga menyaksikan kampung Batu Sanggan di pagi hari seperti itu berselimut halimun. Tentunya sambil menyesap kopi dan menghisap rokok Pintu Gerbang. Sungguh asyik tiada tara!

Kemudian ada wisata air terjun sungai kociak, tubing naik ban, menyusuri Subayang river, tour keliling kampung berinteraksi dengan warga lokal yang ramah-ramah, mancing mania mantap, nembak ikan, camping, api unggun, dan juga makan bareng di pulau. Garansi puas dan gak pengen pulang deh kalau tamasya ke sana.

Foto indahnya Air Terjun Sungai Kociak di hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling

Dan berhubung selama di sana ada beberapa aktivitas wisata, serta menyambangi beberapa lokasi, untuk setiap kegiatan dan masing-masing destinasi akan aku ceritakan di artikel-artikel berikutnya. Setuju, ya? Oke! Ditunggu saja.

Cara Menuju Desa Wisata Batu Songgan

Apabila kamu berencana liburan ke desa Batu Sanggan, biar kegiatan travelingmu lebih maksimal, sebaiknya kamu menghubungi dulu POKJA BATU BELAH, sebagai pihak yang mengelola kepariwisataan di sana. Ini krusial banget. Sebab, berwisata ke Desa Batu Songgan itu berbeda dengan piknik ke destinasi-destinasi wisata kebanyakan, yang bisa langsung menuju lokasi, beli tiket masuk, kemudian tinggal menikmati keindahan yang ditawarkan.

Ke desa Batu Sanggan, nggak ada angkutan umum, tidak ada jalan darat, gak ada sinyal hape, di sana juga tidak ada restoran apalagi hotel. Jadi silahkan dibayangkan bagaimana jadinya jika kamu nekad ke sana sendirian tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan warga setempat. Kamu mungkin tetap bisa ke sana tapi dapat dipastikan liburanmu gak akan maksimal. Paling hanya mengunjungi Batu Belah-nya saja diantar oleh perahu motor dari orang luar POKJA, yang kemungkinan besar kamu bakal dikenakan tarif yang lebih mahal. Sementara kalau melalui POKJA, kamu bisa puas mendatangi semua destinasi yang ada di sana ditemani oleh guide lokal, dengan harga yang jauh lebih ekonomis.

Cara menuju desa Batu Songgan jika kamu dari kota Pekanbaru, yaitu lewat jalan lintas Pekanbaru - Taluk Kuantan. Melewati daerah Teratak Buluh, Pantai Raja, Sungai Pagar, Simalinyang, Kebun Durian dan Lipat Kain. Hapal banget. Maklum mantan sopir mobil tanki CPO.

Nah sesampainya di Desa Lipatkain Selatan tepatnya di daerah Rakit Gadang, kamu belok kanan ke arah Desa Gema. Nanti kurang lebih satu kilo setelah berbelok ke kanan tadi, kamu bakal berjumpa jalan bercabang dua. Silahkan ambil yang kiri karena tujuanmu ke desa Batu Sanggan. Karena kalau yang kanan itu ke arah objek wisata Air Terjun Batang Kapas dan juga Air Terjun Batu Tilam.

Ikuti terus aja jalan yang sebelah kiri tadi hingga mentok ke pelabuhan desa Gema. Kalau bingung boleh nanya penduduk, atau cek Google Map kalau kamu ada pulsa. Gak usah khawatir. Hingga ke desa Gema sinyal telepon seluler masih sangat memadai.

Foto Pelabuhan Sampan di Desa Gema Kampar Kiri Hulu

Dan sesampainya di dermaga desa Gema, kamu akan disambut dan dijemput oleh anggota POKJA BATU BELAH. Kendaraan kamu akan dititipkan di penitipan motor atau mobil di desa Gema tersebut, kemudian kamu akan diajak menaiki perahu motor menuju desa Batu Songgan.

Itulah pentingnya berkoordinasi atau merencanakan perjalanan ke Desa Batu Songgan dengan menghubungi POKJA terlebih dahulu. Karena jika tidak, siapa yang akan menjemput kamu di pelabuhan Gema dan mengantar kamu hingga ke desa Batu Sanggan? Siapa yang akan menjamin tempat bermalam dan juga makan? Siapa yang akan menjadi pemandu ketika kamu mengunjungi destinasi-destinasi yang ada di sana? Iya, kan? Udah, iya aja!

Jadi, apabila kamu punya rencana ngetrip ke desa Batu Songgan, sangat disarankan mengontak POKDARWIS Batu Songgan ataupun POKJA BATU BELAH lebih dulu. Salah satu pengurus POKJA yang bisa kamu hubungi adalah Kurniawan Effendi, pegiat wisata asal desa Batu Sanggan. Nomor kontaknya 0822 8747 3042. Kamu bisa menghubungi blio via telepon maupun WhatsApp di nomor tersebut.

Di desa Batu Songgan memang tidak ada sinyal, namun Kurniawan ini stand by di Lipatkain tidak jauh dari rumah aku. Jadi kapan saja kamu bisa menghubungi dia untuk merencanakan perjalanan kamu ke Desa Batu Songgan.

Aku sendiri waktu berkunjung ke desa Batu Sanggan juga bersama Kurniawan Effendi ini. Sekitar jam sebelasan kami start riding santai naik motor dari Lipat Kain, dan tiba di pelabuhan desa Gema kekira pertengahan hari. Dari situ perjalanan berlanjut naik sampan menuju desa Batu Sanggan dalam durasi kurang lebih sejam.

Foto Naik Pighau sampan mesin di Sungai Subayang Kampar Kiri Hulu

Perjalanan sungai ini aja udah terasa seru banget buat aku yang memang baru pertama kali naik sampan kayu dalam jarak yang lumayan jauh. Sering berpapasan dengan perahu-perahu motor lain. Di kanan kiri Subayang River, disuguhi pemandangan alam hijaunya hutan Bukit Barisan di Taman Nasional Bukit Rimbang Baling. Banyak monyet-monyet liar menampakkan diri di pepohonan memandang ke arahku seakan aku ini teman lama yang sudah lama tak bersua. Kami juga sempat singgah di sebuah pulau untuk makan siang bersama. Pokoknya hepi banget. Asli!

Dan berikut ini video rekaman serunya perjalananku menuju ke Kenegerian Batu Songgan yang aku tayangkan di saluran YouTube aku ZUCKICI CHANNEL. Mulai dari perjalanan darat touring pakai sepeda motor dari desa Lipatkain, Teluk Paman, Kuntu, Padang Sawah dan desa Gema. Kemudian diteruskan dengan perjalanan mengarungi Sungai Subayang melewati desa Muara Bio, hingga akhirnya berlabuh di desa Batu Sanggan. Silahkan ditonton jika punya data internet.


Biaya Berwisata ke Kenegerian Batu Songgan

Berapa biaya yang diperlukan untuk ngetrip mengunjungi desa Batu Sanggan, melihat objek wisata Batu Belah serta tempat-tempat kece lainnya yang ada di sana? Gak perlu kuatir teman-teman. Tarifnya sangat murah. Cuma Rp 350.000 per orang, tapi minimal harus empat orang. Jadi kalau pengen bertamasya ke sana, kamu musti cari barengan. Kamu bisa mengajak saudara, tetangga, teman kerja, teman dekat, teman masa kecil, teman tapi mesra, teman pas lagi senang, dan siapa saja. Yang penting selama di sana kamu harus berlaku sopan. Jaga ucapan. Jangan buang sampah dan buang angin sembarangan.

Eh tapi jangan banyak-banyak juga! Pasalnya pengunjung dibatasi maksimal 20 orang per sekali kunjungan. Jadi jangan satu kampung kamu aja trip ke sana semua. Selain itu, tempat wisata desa Batu Sanggan ini juga gak setiap hari buka. Hanya menerima kunjungan wisatawan di akhir pekan Sabtu dan Minggu saja. Dibatasinya jumlah pengunjung dan hari buka kunjungan ini ialah untuk menjaga kelestarian kawasan Bukit Rimbang Baling, serta agar tidak mengganggu aktivitas dan ketenangan penduduk desa Batu Songgan ini. Keren banget kan konsepnya?

Kenapa harga 350k per jiwa itu aku katakan sangat murah? Karena, dengan tarif segitu kamu bisa puas berkunjung ke desa Batu Sanggan selama dua hari satu malam. Menyambangi semua destinasi yang ada di sana. 350 ribu itu juga sudah termasuk biaya makan, menginap, penitipan kendaraan di desa Gema, dan juga transportasi pulang pergi naik sampan. Makan disediakan oleh pemuda pemudi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batu Sanggan. Bahkan pas di sana aku juga diajak mampir ke salah satu rumah warga dan diajak makan di sana.

Foto rumah panggung Camp POKJA BATU BOLAH Desa Batu Sanggan

Homestay juga sudah ada. Kamu bisa tidur di camp POKJA Batu Belah berupa rumah panggung, atau kalau ingin bobo di luar kamu bisa mendirikan tenda berkemah di area camping ground yang telah disediakan. Perlengkapan camping seperti tenda dan juga sleeping bag sudah tersedia di sana. Fasilitas kamar mandi dan toiletnya juga bersih. Intinya, saat kamu ingin jalan-jalan ke Desa Batu songgan, kamu cukup membawa peralatan pribadi saja. Urusan makan, ngopi, snack, pelampung buat berenang, alat pancing, ban untuk tubing, tempat tidur dan perlengkapan camping sudah disediakan.


Seperti itulah profil ekowisata Desa atau Kenegerian Batu Sanggan, salah satu pesona Riau yang berada di sebuah desa terpencil di kawasan SM Bukit Rimbang Baling, kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Bagaimana? Tertarik mengunjungi desa tersebut kan? Yuk segera agendakan perjalanan kamu dengan menghubungi POKJA BATU BOLAH di nomor telepon atau WA yang telah aku tulis di atas. Jangan lupa juga share tulisan ini lewat tombol media sosial Facebook, Twitter dan WhatsApp yang ada di akhir artikel ini. Agar pariwisata tanah air terutama di daerah Kampar Kiri Hulu ini semakin dikenal luas.

Happy traveling!

Posting Komentar untuk "Ngetrip ke Desa Batu Sanggan, Daerah Terpencil Tanpa Sinyal di Kampar Kiri Hulu, Riau"